Api Yang Tak Padam Di Bojonegoro
Di Kabupaten Bojonegoro – Jawa timur terdapat api yang cukup unik. Api itu tidak bisa padam walau disiram dengan air dan bahkan kena air hujan yang paling deras sekalipun.
Begitulah keunikan yang ada pada api di Kayangan Api ini.
Kayangan Api yang merupakan sumber api abadi ini berada di Desa Sendagharjo, Kecamatan Ngasem. Sekitar 28 km arah barat daya dari pusast kota Bojonegoro.
Click : Nikmatnya Oleh-oleh Khas Tuban
Jenazah Utuh Dimakamkan 35 Tahun Di Tuban
Kayangan Api yang merupakan sumber api abadi ini berada di Desa Sendagharjo, Kecamatan Ngasem. Sekitar 28 km arah barat daya dari pusast kota Bojonegoro.
Lokasinya berada di dalam hutan dengan vegetasi utama pohon jati. Selama perjalanan menuju ke Kayangan Api, selain deretan pohon jati, juga bisa dijumpai aktifitas warga yang sedang mencari ranting kayu sebagai bahan bakar.
Ada juga sekawanan hewan ternak seperti kerbau, kambing dan sapi yang sedang merumput.
Untuk masuk masuk kawasan Kayangan Api dieknakan tiket masuk Rp 3000 per orang.Di bagian depan terdapat gerbang masuk yang benrtuknya seperti Gapura Supit Urang . Gapura itu berwarna hitam dengan ornamen dua patung Dwarapala di sebelah kanan dan kiri pintu masuk.
Melangkahkan kaki memasukinya kemudian terdapat taman dengan kursi yang etrbuat dari semen. Di dekat taman ini terdapat monumen Api Pon karena Kayangan Api ini menjadi tempat pengambilan api untuk menyalakan obor pada pelaksanaan PON XV tahun 2000 di Jawa Timur.
Sekitar 75 meter dari gerbang masuk terdapat sumber api Kayangan Api yang berupa tumpukan batu.
=======================================================================
Break Session :
Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan Langsung KLIK Link di bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :
Jenazah Utuh Walau Sudah Dimakamkan Puluhan Tahun
Sisi lain Keindahan Di Gunung Bromo
Jejak Panser Yang legendaris Di Surabaya
Kupat Ketheg yang Unik Dan Khas Di Gresik
Koleksi Keramik Kuno masa Dinasti Ming di Di House of Sampoerna
Menambang Uang Melalui Facebook dan Blog
Tips Jitu Untuk Meningkatkan Traffic Situs atau Blog
OLeh-oleh Khas Tuban
Jenazah Utuh Walau Sudah Dimakamkan Puluhan Tahun
Sisi lain Keindahan Di Gunung Bromo
Jejak Panser Yang legendaris Di Surabaya
Kupat Ketheg yang Unik Dan Khas Di Gresik
Koleksi Keramik Kuno masa Dinasti Ming di Di House of Sampoerna
Menambang Uang Melalui Facebook dan Blog
Tips Jitu Untuk Meningkatkan Traffic Situs atau Blog
OLeh-oleh Khas Tuban
Purna Siswa dan Gelar Prestasi TK Integral Hidayatullah - Tuban
Play Group Hidayatullah - Tuban
Taman Kanak-Kanak Integral Hidayatullah - Tuban
Gadis di Tuban Penarik Truck Dengan Menggunakan Rambut dan Gigi
Kirab Piala Adipura Di Tuban
Parade Mobil Hias Di Tuban
Pesawat Nomad TNI Angkatan Laut Di Lamongan
Batu-batu dan Relung Unik di Gua Akbar
Legenda Batu Gajah di Tanah Tuban
Sumber Air Tawar Di Pantai Boom Tuban
Atraksi Kekuatan Ala Samson Di Tuban
Nenek Penghuni Hutan Pinus Di Banyuwangi
Indahnya Masjid Agung Tuban di Malam Hari
Kejurnas Off Road 4x4 Real Adventure di Tuban
Reog Malam Bulan Purnama Di Tuban
Novi Wulandari - Lamongan, Peringkat 2 - NUN 2012
Mushola Unik Di Dalam Gua Akbar
Pantai Sowan Yang Indah dan Alami
Rumah Serangga Di Lamongan
Meraup Kesegaran Alami Di Pemandian Bektiharjo
Iklan Pajak Keliru Ala Tuban
Kelenteng Hong Tiek Hian - Surabaya
Harimau di kelenteng Kwan Sing Bio
Wanita Mini 75 cm dari Tuban
Nenek Penghuni Hutan Pinus Di Banyuwangi
Indahnya Masjid Agung Tuban di Malam Hari
Kejurnas Off Road 4x4 Real Adventure di Tuban
Reog Malam Bulan Purnama Di Tuban
Novi Wulandari - Lamongan, Peringkat 2 - NUN 2012
Mushola Unik Di Dalam Gua Akbar
Pantai Sowan Yang Indah dan Alami
Rumah Serangga Di Lamongan
Meraup Kesegaran Alami Di Pemandian Bektiharjo
Iklan Pajak Keliru Ala Tuban
Kelenteng Hong Tiek Hian - Surabaya
Harimau di kelenteng Kwan Sing Bio
Wanita Mini 75 cm dari Tuban
Nuansa Nostalgia Di Pantai Tasikharjo Tuban
Rumah Kucing Di Lamongan
Pesona Kuda Jingkrak di Tuban
Rumah Sakit Hantu Di Lamongan
Foto Gus Dur di Kelenteng Boen Bio
Sumber Air Tawar Di Pantai Boom Tuban
Ikon Ala Nazi di Kelenteng Kwan Sing Bio
Camilan Ampo Yang Terbuat dari Tanah
Menguji Adrenalin di Watu Ondo
Camilan Ampo Yang Terbuat dari Tanah
Menguji Adrenalin di Watu Ondo
Rambu Ala Slankers Di Bojonegoro
Buah Kepel Sebagai Deodoran Alami
Nikmat dan Segarnya Es Dawet Siwalan
Indahnya Alun-alun Tuban di Malam Hari
Pesona Kesegaran Air Terjun Sri Getuk
Ribuan Ikan dan Kelelawar di Gua Ngerong
Gemerlap Istana Dalam Gua
Gemerlap Istana Dalam Gua
Museum Anak Kolong Tangga
Jangkar Bermata Empat Di Museum Kambang Putih
Pesona Keindahan Candi Prambanan
Pondok Pesantren Dalam Gua Yang Fenomenal
Minuman Legen Yang Nikmat dan Segar
Jejak Majapahit di Candi Jabung
Di sekitar tumpukan batu itu mengeluarkan lidah api yang menimbulkan hawa panas di sekitarnya dengan mengeluarkan bau menyengat ala gas elpiji.
Sumber api itu dikelilingi dengan pagar yang terbuat dari besi dengan bentuk melingkar berdiameter sekitar 8 meter. Di sekitarnya terdapat empat candi Kelir yang masing-masing candi itu dikawal dengan sebuah patung Dwarapala pada sudut kanannya.
Di bagian timur sumber api ini terdapat sebuah pohon jati yang cukup besar dan tinggi . Sesuai dengan legenda tentang Kayangan Api, lokasi sekitar pohon itu merupakan petilasan yang konon dulunya menjadi tempat bersemedinya Mpu Kriya Kusuma atau Supagati, seorang Empu ( pembuat keris ) yang sakti pada masa kerajaan Majapahit.
Di sekitar petilasan ini terdapat situs purbakala yang pada pertengahan Desember tahun 2010 telah diadakan penggalian dan penelitian oleh Tim Arkeolog dari Universitas Indonesia. Dalam penggalian dan penelitian itu didapatkan penemuan tumpukan batu batu yang berwarna merah yang berukuran cukup panjang dan besar.
Tumpukan batu bata yang terbuat dari tanah liat itu diduga merupakan bagian bangunan dari pura atau candi dengan aktifitasnya yang berkaitan dengan Kayanga n Api di masa lampau.
Sayang , situs purbakala itu sekarang keadaannya seperti terlantar. Tanpa perawatan dan perlindungan pagar yang khusus, banyak pengunjung yang begitu mudahnya menginjak-injak situs purbakala itu.
Di sebelah barat sumber api sekitar 80 meter terdapat sumber air yang berwarna hijau dan bergelembung yang disebut dengan nama Sumber air Blekutuk.
Dari bau yang menguar di sekitarnya , sumber air itu mengandung belerang. Namun uniknya, air pada sumber air Blekutuk ini bersuhu dingin. Berbeda halnya dengan sumber air yang mengandung belerang yang biasanya bersuhu hangat atau panas.
Kayangan Api ini cukup ramai didatangi oleh wisatawan. Tak jarang mereka datang ke wisata ini dengan membawa jagung untuk dibakar atau ayam untuk dibakar / dipanggang dengan menggunakan panas dari sumber api yang ada di Kayangan Api.
0 komentar:
Posting Komentar