Penyebab Kegagalan Pemimpin
Kegagalan bisa saja menimpa seorang pemimpin. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor internal dalam dirinya dan juga bisa dsebabkan oleh faktor eksternal di luar dirinya. Berikut beberapa penyebab internal dalam diri seorang yang menyebabkan kegagalan kepemimpinannya.
- Kurang perhatian kepada hal-hal kecil yang bersifat sederhana. Ada sebagian pemimpin yang sibuk dengan hal-hal besar sehingga lupa dengan hal-hal sederhana tapi berpotensi menjadi masalah besar.
- Ingin selalu sempurna. Karena ingin sempurna tidak jarang sebagian pemimpin menjadi perfeksionisme. Dia terjebak ingin melakukan semuannya sendiri karena khawatir kalau pekerjaannya didelegasikan kepada orang lain maka hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
- Takut disaingi oleh orang lain. Salah satu indikasi pemimpin yang akan gagal adalah ketika dia tidak siap menerima kelebihan orang lain terutama bawahannya.
- Kurangnya kreatifitas. Kreatifitas adalah modal utama dalam kemajuan di bidang apapun. Tanpa kreatifitas sulit untuk bersaing dengan kompetitor. Apalagi seorang pemimpin yang tidak kreatif maka kepemimpinannya tidak akan bertahan lama.
- Sikap terlalu membanggakan diri. Ketika kita merasa paling berjasa, merasa seolah-olah kita menjadi penentu segalanya maka sadarilah itu adalah bibit kesombongan. Padahal kesombongan merupakan sesuatu yang dibenci oleh Allah. "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri." (QS al-Qashash [28]:76)
- Ketidaksetiaan kepada organisasi dan bawahan. Pemimpin yang sudah terjebak kepada materi dan hanya melihat untung rugi buat pribadi maka bersiaplah kepemimpinannya akan gagal.
- Terlalu membanggakan jabatan. Pemimpin yang selalu bersandar kepada jabatannya akan menjadi pemimpin yang sangat rapuh. Dia selalu membawa-bawa jabatannya dan selalu ingin diketahui sebagai pemimpin. Ketika dia menjabat maka dia merasa hebat, ketika tidak berkuasa lagi maka hilanglah kekuatannya.
- Terjebak dengan klenik. Tidak jarang pemimpin kehilangan akal sehatnya. Dia lebih percaya kepada klenik dan paranormal sehingga tidak rasional lagi.
Oleh karena itu agar tidak mengalai kegagalan maka seorang pemimpin harus tahu cara memimpin dengan efektif. Cara-cara itu bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi kita. Diantara kiat praktis yang dapat digunakan adalah:
- Gantinlah perintah dengan kalimat bertanya. Dalam mendelegasikan tugas dan wewenang tidak harus selalu dengan nada perintah. Cara penyampaian bisa diatur sedemikian rupa yang penting maksud tercapai. Dengan kalimat bertanya akan terasa lebih halus dan bawahan merasa itu bagian dari pekerjaannya bukan perintah atasan.
- Jangan memarahi karyawan di tempat ramai. Kalau ada bawahan yang melakukan kesalahan jangan ditegur dan dimarahi di depan orang lain karena hal itu akan melukai perasaannya.
- Dengarkanlah usulan dari bawahan. Hindarilah sikap diktator dan selalu ingin menang sendiri tanpa mau menghargai bawahan.
- Jangan sungkan-sungkan untuk memberikan pujian kepada bawahan yang memang layak dipuji. Tidak akan rugi kita bila banyak menghargai orang lain. Keinginan untuk dihargai merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling tinggi.
- Penuhilah janji-janji kita. Jangan pernah ingkar janji. Kalau anda merasa khawatir belum sanggup untuk menepati janji maka jangan mudah memberi janji.
- Memberitahukan kesalahan bawahan dengan efektif. Seorang pemimpin yang baik akan mencari suasana yang tepat agar karyawan tidak mengalami demotivasi. Dia memberi tahu kesalahan bawahannya secara tidak langsung. Wallahua’lam.***
0 komentar:
Posting Komentar